REUTERS/Denis Balibouse

Selain Melakukan Negosiasi Dengan Amerika Serikat, China Juga Akan Bertemu Dengan Direktur Jenderal WTO

Jumat, 09 Mei 2025

Amerika Serikat (AS) dan China telah memulai negosiasi resmi mengenai kebijakan tarif perdagangan di antara mereka. Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, dan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dilaporkan mengadakan pertemuan pada hari ini, Sabtu (10/5/2025) waktu setempat di Jenewa, Swiss. Namun, kunjungan Perdana Menteri He Lifeng ke Swiss tidak hanya untuk berurusan dengan delegasi AS terkait ketegangan perang dagang. Ia juga dijadwalkan untuk bertemu dengan Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iwela, di Jenewa. WTO, sebagai organisasi perdagangan di bawah PBB, berfungsi sebagai pengawas perdagangan antar negara anggotanya. Negara-negara anggota dapat melaporkan kepada WTO jika merasa kebijakan negara lain merugikan mereka, dan WTO akan bertindak sebagai penengah untuk menentukan apakah kebijakan perdagangan tersebut melanggar atau tidak. Selain itu, terdapat keterlibatan Swiss dalam pertemuan antara China dan AS di Jenewa, setelah kunjungan politisi Swiss ke AS dan China. "Jika pertemuan ini menghasilkan peta jalan dan kedua pihak sepakat untuk melanjutkan diskusi, hal itu akan mengurangi ketegangan," ungkap Menteri Ekonomi Swiss, Guy Parmelin, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada Sabtu (10/5/2025). Ia menilai bahwa fakta pertemuan kedua pihak di Jenewa merupakan indikasi positif menuju keberhasilan. Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa rincian lokasi pertemuan yang berlangsung di wilayah diplomatik Swiss tidak dipublikasikan. Namun, setelah istirahat makan siang, kedua delegasi terlihat kembali ke kediaman Duta Besar Swiss untuk PBB di Cologny. "Mereka telah bertemu selama sekitar dua jam di pagi hari. Sebelumnya, pejabat AS, termasuk Bessent dan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, terlihat tersenyum saat meninggalkan hotel menuju lokasi perundingan. Bessent menolak untuk memberikan komentar kepada wartawan," tulis Reuters.

Pertemuan ini diadakan setelah ketegangan dalam perang dagang antara China dan Amerika Serikat meningkat, di mana kedua negara saling menerapkan tarif impor yang sangat tinggi. Terutama setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif impor baru yang lebih tinggi terhadap sejumlah negara, termasuk China dan Indonesia. Kebijakan tersebut direncanakan mulai berlaku secara resmi pada 9 April 2025, namun ditunda selama 90 hari dari tanggal tersebut. Pada hari Jumat (9/5/2025), AFP mengutip pernyataan Trump di akun media sosialnya, yang menunjukkan adanya penurunan ketegangan dalam perang dagang ini. Ia juga menyatakan bahwa pengenaan tarif impor sebesar 80% terhadap China tampaknya lebih tepat, yang saat ini total dapat mencapai 245% untuk barang-barang tertentu. Trump menyerahkan perundingan dengan China kepada Menteri Keuangan Scott Bessent. "Tarif 80% untuk China tampaknya tepat!" tulis Trump di platform Truth Social miliknya, seperti yang dikutip oleh AFP, Jumat (9/5/2025). "Terserah Scott B," tambahnya.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.