Dok/Kementerian Komunikasi dan Digital

HLF MSP Dan IAF Edisi Kedua Memperkuat Kedudukan Indonesia Dan Meningkatkan Solidaritas Global

Sabtu, 09 Nov 2024

Kesuksesan Indonesia dalam menyelenggarakan dua acara internasional secara bersamaan, yaitu High Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2, telah menghasilkan sejumlah kesepakatan. Dalam konteks ini, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan (Dit Polhukam), menyelenggarakan Forum Literasi Politik, Hukum, dan Keamanan Digital (FIRTUAL) dengan tema “Menguatkan Solidaritas Global: HLF MSP dan IAF ke-2 serta Peran Indonesia di Kancah Internasional”. Forum edukasi ini dilaksanakan bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Brawijaya.

Latar belakang forum FIRTUAL kali ini adalah pelaksanaan HLF MSP dan IAF ke-2 yang berlangsung secara kolaboratif pada tanggal 1-3 September 2024 di Nusa Dua, Bali. Acara tersebut menghasilkan 32 kesepakatan bisnis dan kerja sama dengan total nilai mencapai US$3,5 miliar. Selain itu, penting untuk mengawal implementasi kesepakatan tersebut agar dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia. Salah satu langkah awal yang dapat diambil adalah dengan menyebarluaskan informasi dan edukasi mengenai perkembangan hasil HLF MSP 2024 dan IAF ke-2.

“Kegiatan ini diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat persaudaraan dan solidaritas antara negara-negara Asia dan Afrika, serta mendorong upaya kolektif dalam mengadopsi solusi digital yang mendukung pembangunan berkelanjutan,” ungkap Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Hukum dan HAM, Kementerian Komdigi, Astrid Ramadiah Wijaya, di Auditorium Nuswantara, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur (5/11).

Astrid menjelaskan bahwa HLF MSP dan IAF ke-2 berfungsi sebagai platform penting untuk memperkuat kemitraan lintas sektor yang diharapkan dapat mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs). Indonesia juga menegaskan peran kekuatan Global Selatan sebagai penggerak perubahan, yang berlandaskan pada semangat Bandung dalam forum tersebut.

Bandung Spirit tetap menjadi fondasi yang kokoh dalam memperkuat solidaritas dan kolaborasi di antara negara-negara berkembang di berbagai bidang, termasuk ekonomi, pembangunan, dan sosial. Sebagai tuan rumah, Indonesia menunjukkan kepemimpinan yang proaktif dalam mendorong kerjasama internasional serta memfasilitasi dialog konstruktif antara negara-negara yang terlibat, ujar Astrid.

Di sisi lain, Pantri Muthriana Erza Killian, Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, menyatakan bahwa Indonesia sebagai tuan rumah HLF MSP dan IAF ke-2 memiliki peran krusial sebagai penghubung yang berusaha mengaitkan berbagai pihak dan kepentingan dalam hubungan global. Namun, Pantri menekankan bahwa peran Indonesia di tingkat global tidak hanya terbatas pada fungsi sebagai penghubung, tetapi juga semakin menguat dalam aspek diplomatik, politik, keamanan, dan ekonomi.

“Peran Indonesia yang semakin besar biasanya disertai dengan ambisi yang lebih tinggi. Saya mengidentifikasi setidaknya tiga kepentingan dan peran Indonesia. Pertama, terkait dengan kebutuhan domestik untuk memenuhi ekspektasi dan tuntutan masyarakat Indonesia dalam menyediakan perekonomian yang baik. Kedua, menjaga stabilitas politik dan keamanan, dan ketiga, dari sudut pandang pemerintah, memastikan kontinuitas pemerintahan dapat berjalan dengan baik,” jelas Pantri.

Lebih lanjut, untuk mewujudkan solidaritas global, Pantri menekankan bahwa Indonesia perlu mempertimbangkan aspek yang lebih luas daripada sekadar kepentingan ekonomi. “Solidaritas global harus didasarkan pada nilai-nilai yang mencerminkan moralitas sebagai negara-bangsa. Kebijakan luar negeri Indonesia, termasuk pandangan dan tindakannya terhadap negara-negara berkembang atau kawasan Afrika, perlu berlandaskan pada nilai yang lebih jelas dan tidak hanya pada manfaat ekonomi atau kepentingan lainnya,” tutup Pantri.

Sebagai langkah untuk memperkuat solidaritas global, generasi muda diharapkan dapat berperan aktif dan terlibat dalam diskusi mengenai isu-isu internasional. Dengan memahami sejarah bangsa dan kontribusi Indonesia di panggung global, generasi muda dapat turut menyampaikan pesan-pesan perdamaian.

KOL Nur Kholis, yang lebih dikenal dengan sebutan Koko, menyatakan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi yang relevan dan membuka ruang diskusi di masyarakat, termasuk melalui berbagai platform digital.

"Kita tidak perlu memiliki banyak pengikut untuk menyebarkan hal-hal positif di media sosial. Jangan ragu, karena lingkungan kita ada di sana. Ini bukan hanya soal besar atau kecilnya pengaruh, tetapi tentang dampak yang telah kita berikan," ungkap Koko.

Menurut Koko, generasi muda dapat memberikan kontribusi bagi Indonesia dengan fokus pada upaya terbaik di bidang masing-masing serta menyebarkan semangat positif di sekitar mereka.

"Di media sosial, kita dapat melakukan empat hal, yaitu belajar, berbagi, terhubung, dan memberikan dampak," tambah Koko.

Forum FIRTUAL kali ini merupakan inisiatif edukasi mengenai dampak HLF MSP dan IAF ke-2 yang telah dilaksanakan pada awal September lalu. Sebelumnya, forum FIRTUAL serupa juga diadakan pada bulan Oktober di Denpasar, Bali, yang menekankan pentingnya mengangkat semangat Bandung Spirit.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.