Rupiah Mengalami Penguatan Seiring Dengan Permintaan Trump Agar Suku Bunga Di Amerika Serikat Segera Diturunkan

Jumat, 24 Januari 2025

    Bagikan:
Penulis: Nora Jane
(ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc/am)

Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, berpendapat bahwa penguatan nilai tukar rupiah disebabkan oleh permintaan Presiden AS, Donald Trump, untuk menurunkan suku bunga di Amerika Serikat.

"Dolar AS mengalami tekanan akibat permintaan Trump untuk segera menurunkan suku bunga," jelasnya kepada ANTARA di Jakarta pada hari Jumat.

Permintaan tersebut muncul karena kebijakan ekonomi Trump memerlukan dukungan dari suku bunga yang rendah.

Lukman juga menekankan bahwa meskipun permintaan untuk menurunkan suku bunga bukanlah wewenang Trump, hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi Federal Reserve (The Fed) di masa mendatang.

"Kenaikan angka pengangguran mungkin juga dipengaruhi oleh kebakaran yang terjadi di Los Angeles beberapa waktu lalu," tambah Lukman.

Dari sisi sentimen domestik, revisi kebijakan Dana Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) diperkirakan akan tetap mendukung nilai tukar rupiah dalam jangka panjang.

Berdasarkan berbagai faktor tersebut, dia memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp16.150-Rp16.300 per dolar AS.

Pada pembukaan perdagangan Jumat pagi di Jakarta, nilai tukar rupiah menguat sebesar 61 poin atau 0,37 persen menjadi Rp16.223 per dolar AS, dibandingkan dengan sebelumnya yang berada di Rp16.284 per dolar AS.

(Nora Jane)

Baca Juga: Hadapi Ancaman Investasi Bodong, OJK Beri Penyuluhan Ke Mahasiswa UMSU
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.