Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menginformasikan bahwa total realisasi investasi di sektor hilirisasi pada tahun 2024 mencapai Rp407,8 triliun.
"Secara keseluruhan, pada tahun 2024, angka ini merupakan 23,8 persen dari total realisasi investasi yang diterima dari Januari hingga Desember, yang mencapai Rp1.714,2 triliun," jelas Rosan di Jakarta, pada hari Jumat.
Dalam penjelasannya, ia merinci bahwa realisasi investasi di sektor hilirisasi sepanjang tahun 2024 di bidang mineral, khususnya smelter, mencapai Rp245,2 triliun. Angka tersebut terdiri dari nikel sebesar Rp153,2 triliun, tembaga Rp68,5 triliun, bauksit Rp21,8 triliun, dan timah Rp1,6 triliun.
"Mineral masih mendominasi karena kami telah memulai dengan nikel yang memberikan kontribusi signifikan sejak penerapan hilirisasi di sektor tersebut," tambah Rosan.
Selanjutnya, di sektor kehutanan, investasi di bidang pulp dan kertas mencapai Rp64 triliun, di sektor pertanian untuk CPO/Oleochemical sebesar Rp67,1 triliun, di sektor minyak dan gas untuk petrochemical sebesar Rp23,1 triliun, serta di ekosistem kendaraan listrik, investasi untuk baterai kendaraan listrik mencapai Rp8,4 triliun.
Kami berharap kontribusi dari hilirisasi ini akan terus meningkat, dan kami yakin bahwa hal tersebut akan terwujud karena ini merupakan salah satu program prioritas di bawah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto," ungkap Rosan.
Presiden Prabowo Subianto meminta kepada para menteri di Kabinet Merah Putih untuk segera merumuskan, mencari sumber pendanaan, dan memulai proses hilirisasi, mengingat hilirisasi merupakan kunci menuju kemakmuran.
Presiden menekankan pentingnya swasembada energi sebagai suatu keharusan. Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, yang patut disyukuri.
Menurut Presiden, pemerintah harus memanfaatkan sumber daya alam tersebut dengan sebaik-baiknya tanpa ragu.
Oleh karena itu, ia meminta kepada para menteri terkait, khususnya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Roeslani, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, serta Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, untuk segera menginventarisasi proyek-proyek penting yang berkaitan dengan hilirisasi.
Presiden mencatat bahwa terdapat 26 komunitas proyek vital yang perlu segera dirumuskan agar hilirisasi dapat segera dimulai.