Ibrahim Assuabi, Direktur Laba Forexindo Berjangka dan pengamat mata uang, berpendapat bahwa penurunan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh pernyataan yang bertentangan antara Amerika Serikat dan China terkait dialog serta negosiasi kebijakan tarif untuk meredakan perang dagang. "Pasar telah terguncang oleh sinyal yang saling bertentangan dari Presiden AS Donald Trump dan Beijing mengenai kemajuan yang dicapai dalam meredakan perang dagang yang dapat melemahkan pertumbuhan global," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, pada hari Senin. Pada Kamis (24/4), Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa pembicaraan perdagangan antara AS dan China sedang berlangsung, meskipun tidak menyebutkan pihak mana yang terlibat dalam negosiasi. Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga mendukung pernyataan Trump pada Minggu (27/4), bahwa negosiasi antara AS dan China sedang berlangsung.
Pemerintah China kembali menegaskan bahwa tidak ada negosiasi dengan AS terkait penerapan tarif dagang yang ditetapkan oleh Trump. Dalam konferensi pers, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan bahwa kedua negara tidak melakukan konsultasi atau negosiasi apapun mengenai tarif, sehingga AS diharapkan untuk tidak menciptakan kebingungan. Jika AS ingin berunding, Guo Jiakun menekankan bahwa dialog dan negosiasi harus didasarkan pada prinsip kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan. Mengenai sentimen domestik, Ibrahim mengungkapkan bahwa pelaku pasar pesimis terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2029. Ia menjelaskan bahwa Indonesia perlu meningkatkan laju pertumbuhan secara konsisten setiap tahun, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sekitar 6,76 persen selama periode 2026 hingga 2029 untuk mencapai target tersebut. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan akselerasi yang terencana dalam meningkatkan investasi, memperluas ekspor ke pasar nontradisional, serta mempercepat transformasi sektor manufaktur dan digital.
Nilai tukar rupiah pada akhir perdagangan hari ini di Jakarta mengalami penurunan sebesar 26 poin atau 0,15 persen, menjadi Rp16.856 per dolar AS, dibandingkan dengan sebelumnya yang berada di Rp16.830 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin sore juga menunjukkan pelemahan, mencapai level Rp16.862 per dolar AS, turun dari Rp16.829 per dolar AS sebelumnya.