"Kidfluence" Dan Tujuh Generasi, Dinamika Baru Yang Menggerakkan Pasar Luxury Family Travel

, 14 Desember 2025

    Bagikan:
  • " target="_blank">
Penulis: Seraphine Claire
Secara paralel, demografi traveler juga sedang mengalami pergeseran bersejarah. Menurut laporan Virtuoso dan Globetrender, 2025 adalah tahun pertama dalam sejarah di mana hingga tujuh generasi yang berbeda—dari Generasi Beta hingga The Silent Generation—dapat bepergian bersama dalam satu keluarga

Jakarta - Pasar perjalanan keluarga mewah (luxury family travel) sedang bertransformasi, didorong oleh dua kekuatan utama: pengaruh kuat anak-anak dalam perencanaan dan fenomena unik perjalanan lintas generasi. Tren ini bukan lagi sekadar tentang destinasi eksklusif, tetapi tentang pengalaman kolektif yang mempertemukan beragam ekspektasi dalam satu perjalanan keluarga.

Laporan terbaru dari Family Travel Association (FTA) mengungkap tren yang disebut "Kidfluence", di mana anak-anak, khususnya usia 7-18 tahun, kini menjadi "co-pilot" dalam perencanaan liburan. Survei tersebut menemukan bahwa 84% orang tua percaya keterlibatan ini membuat anak lebih mudah beradaptasi, dan 74% anak dilaporkan sangat menyukai kegiatan bepergian. "Anak-anak mengarahkan percakapan lebih dari sebelumnya," ujar Christina Gales, penasihat perjalanan mewah yang berbasis di Chicago, kepada TravelPulse. Mereka menemukan inspirasi dari media sosial dan platform digital, lalu membawa ide tersebut ke meja perencanaan keluarga.

Secara paralel, demografi traveler juga sedang mengalami pergeseran bersejarah. Menurut laporan Virtuoso dan Globetrender, 2025 adalah tahun pertama dalam sejarah di mana hingga tujuh generasi yang berbeda—dari Generasi Beta hingga The Silent Generation—dapat bepergian bersama dalam satu keluarga. Ini menciptakan kelompok dengan kebutuhan, nilai, dan kebiasaan belanja yang sangat beragam. Kakek-nenek (Baby Boomer) mungkin menjadi penyandang dana yang mengutamakan kenyamanan dan pelayanan mulus, orang tua (Gen X/Milenial) bertindak sebagai perencana yang sibuk dan menghargai efisiensi, sementara anak-anak muda (Gen Z/Alpha) menjadi influencer emosional yang mencari momen Instagramable dan pengalaman otentik.

Baca Juga: DPR Soroti Integrasi Data Nasional Untuk Penanganan Bencana Dan Anti-Korupsi

Industri hospitality pun beradaptasi. Strategi pemasaran beralih dari promosi kemewahan individu ke narasi tentang ikatan dan pembuatan memori bersama. Penawaran tidak lagi hanya tentang kamar suite, tetapi tentang paket pengalaman berlapis yang memungkinkan setiap anggota keluarga menikmati aktivitas sesuai minatnya, lalu berkumpul kembali untuk momen kebersamaan. Kelompok keluarga yang merencanakan perjalanan seperti ini sering kali mempertimbangkan akomodasi seperti villa privat atau kapal pesiar sewaan yang menawarkan privasi, fleksibilitas, dan nilai untuk kelompok besar.

Dalam konteks ini, konten dari kreator perjalanan keluarga berfungsi sebagai jembatan inspirasi. Mereka menunjukkan bagaimana merangkai pengalaman kota, alam, dan budaya menjadi sebuah narasi perjalanan yang kohesif untuk semua usia. Sebuah akun keluarga, Marvelvino, misalnya, sering membagikan rangkaian perjalanan mereka ke berbagai negara di Asia. Konten mereka menampilkan bagaimana sebuah perjalanan dapat memadukan panorama kota modern di Singapura, petualangan budaya di kuil-kuil Bangkok, dan momen relaksasi di tepi pantai Pattaya, semua dalam satu itinerary. Pola semacam ini memberikan gambaran visual yang relatable bagi keluarga-keluarga urban yang sedang merencanakan "mega-trip" multigenerasi mereka sendiri, di mana kunci utamanya adalah keseimbangan antara eksplorasi dan kenyamanan.

(Seraphine Claire)

    Bagikan:
  • " target="_blank">
komentar